Tampilkan postingan dengan label Foto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Foto. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Oktober 2013

Jayus

Jayus

Jayus

Jayus

Jayus

Jayus

Jayus dkk

Jayus dkk
Jayus (3/4 Tahun) sebuah nama sebenarnya. namanya bukan terinspirasi dari sebuah tokoh yang muncul di media massa beberapa waktu lalu karena ulahnya memakan uang rakyat lewat jalan korupsi. Gayus Tambunan tenar belakangan sesudah artis cilik Araselo ini lahir. Bukan juga nama Jayus terinspirasi dari seorang yang bernama Jayus yang tenar karena tragedi Talangsari tahun 1989, biar tau tragedinya cek link ini.
Karena di Araselo listrik aja baru masuk tiga bulan yang lalu, pasti soal tragedi ini pasti ortu Jayus gak ngerti.
Atau jangan-jangan terinspirasi dari bahasa slang yang populer tahun 90-an, cek biar tau cek, silahkan  
setelah di konfirmasi ayah dan ibunya juga bukan dari kata itu. lalu apa, ibunya menjelaskan dengan penuh makna akan cinta..wuih, jadi alkisah nama ayah Jayus adalah Jamil dan Ibu bernama Yusmiyah. Nah, biar cinta pasangan ini abadi maka diambillah kata depan Ayah "Ja" dan kata depan nama ibu "Yus" jadi rumusnya begini: (Jamil-Mil)+(Yusmiyah-miyah)= Jasus, plok..plok...wuih cerdas ya ayah ibu Jayuz..hehe
Jayus terlahir istimewa seperti kawan-kawan lainnya, kenapa? ceritanya begini: pertama wajahnya photogenic banget, liat aja hasil jepretan saya saat mendokumentasikan wajah-wajah lucu anak Taman kanak-kanak, atau saat kawan-kawan dari Banda Aceh datang, Jayus langsung jadi obyek jepretan kamera. wah, calon model ni Jayus.
Kedua, Jayus ini anak cerdar, banyangkan saja anak ini punya aja alasan untuk tidak masuk kelas. memang Jayus selalu berangkat sekolah tapi habis itu gak mau masuk, kalau ditanya ada aja jawabannya mulai dari Ibu guru gak masuk, padahal jelas-jelas ada guru, pernah juga alasan gak bawa buku, padahal TK kan gak perlu bawa buku, atau adalagi, alasannya gak bawa nasi. ampyunn..cerdaskan alasannya..
Jayus juga udah pandai berbahasa Indonesia, meskipun masih TK dia selalu berceloteh pake bahasa Indonesia. "minta uang mak" atau "belajar pak".
Jayus selalu minta uang untuk jajan. anak ini tidak tak henti-hentinya selalu minta uang, maklum aja gaulnya di kedai, jadi kalau duduk sama Jayus pasti terdengar suara "nebi peng mak" atau "Yah, nebi peng" (emak beri uang). sampai-sampai ibunya pusing.
Jayus anak yang gak pernah takut, dia tergolong bandel dan tahan banting. seringkali tiba-tiba mukul teman yang lebih besar tanpa alasan. tapi lucu, karena habis mukul langsung ngekek sendiri. kalau berantem, gak tanggung-tanggung sama anak yang lebih besar dan jarang nangis.
pokoknya Jayus ini banyak tingkahnya, aku selalu kesepian kalau Jayus ini gak keliahatan. untung saja rumahnya tepat di depan rumah tempat aku tinggal, hanya terpisah jalan kampung. jadi anak ini selalu ada.
sering anak ini jadi pengawalku. saat anak lain pulang atau aku baru sampai rumah dari sekolah Jayus pasti udah mengekor dibelakangku, ikut masuk kamar, ikut di dapur, hingga nunggu di depan kamar mandi saat aku di dalam. hahah...lucu diikutin terus...
wah, bakalan kangen ni kalau besok pulang ninggalin Jayus...hiks

Jumat, 18 Oktober 2013

action!!

kohkoh (sembelih) lemoe (sapi)

pembagian si kameng (daging kambing)

si lemoe

 aneuk mit (anak kecil)

Selasa, 08 Oktober 2013

    Magrib 5 Oktober 2013, hujan masih membasahi tanah Sawang yang subur. Lantunan adzan terdengar indah, seolah tak mau kalah dengan desiran suara hujan sore itu. Aku bersama Nizam anak muridku, masih setia menunggu kawan-kawan Super Leaders (SL) yang sore itu untuk pertama kali akan menginjakkan kakinya di bumi Sawang, yang sebelumnya mereka hanya dengar saja. Seusai sholat magrib, kami kembali menanti kehadiran mereka yang konon ceritanya, butuh waktu dua hari satu malam untuk menuju ke tempat ini, sungguh kramat Sawang ini, bahkan butuh waktu lama untuk menjangkaunya. Alkisah perjalanan anak-anak SL tidak direstui oleh penjaga gunung seulawah agam, yang sempat mereka lalui saat perjalanan, alhasil si penjaga iseng mencopot ban mobil Avanza bernomor 753 LE yang mereka tumpangi, untung saja ulah usil itu tak membahayakan anak-anak SL, meskipun menghambat perjalanan mereka. Tapi jerih payah perjuangan mereka terbanyar sudah, karena sore ini akhirnya mereka sampai juga di kecamatan Sawang.
makan malam sama emak

     Aku lihat dari luar, nampak wajah-wajah berseri-seri di dalam mobil, menandakan mereka masih antusias untuk melanjutkan perjalanan. Entah apa kesan pertama mereka melihat daerah kecamatan Sawang yang jalannya bagus, dengan keramaian pusat kecamatan yang bergairah. Kesimpulanku yang ada dalam benak mereka waktu itu, kurang lebih begini “kok, bisa ya PM disini, kan ini jalannya udah bagus, bahkan rame”. Oke tunggu dulu, itu kesimpulan awal, hehe. Benar saja sopir avanza kemudian dengan penuh semangat menanyakan “mana Ari kampung kamu?” “aha, ini pertanyaan yang aku nantikan” batinku. “oke siap ya, sebentar lagi kita akan menempuh perjalanan yang sebenarnya, ya kira-kira 17 Km naik lagi ”, sahutku. Terlihat pasrah si sopir avanza, tapi apa boleh buat, inilah perjalanan sesungguhnya baru dimulai. Langsung saja kami teruskan perjalanan suci itu, dan sekarang tugasku adalah memandu mereka hingga selamat sampai tujuan, dengan kendaraan kebesaranku, yaitu Honda Prima buatan tahun 89 yang selalu setia menemaniku.
    Tak lama, sorotan lampu kendaraan kami selalu menerangi rumput tinggi yang menjadi pemandangan sepanjang perjalanan. Mungkin anak-anak SL kemudian melihatku sebagai aksi kocak penunggang motor yang memaksakan motor tuanya menaiki bukit licin nan terjal. Apalagi melihat aksiku mengusir ular di jalan, gak paham lagi, apa yang ada dalam pikiran mereka. Ah, gak papa, anggap aja perjalanan kali ini hiburan untuk anak-anak SL. Tapi aku cukup puas karena kemudian bisa menjawab sedikit unek-unek dalam benak para calon pemimpin Aceh masa depan ini, “mengapa PM ditempatkan disini?” ya biar mereka simpulkan sendiri. Tapi yang jelas anak SL bisa melihat sendiri bagaimana sepinya tanda-tanda modernitas di kampungku, salah satunya karena akses jalan yang kurang bagus. Biarlah mereka melihat sendiri kondisi ini. Sekitar 45 menit kemudian, secercah lampu putih dari salah satu teras rumah penduduk Araselo, sedikit memberi sinyal kehidupan, pertanda kami telah memasuki kampung. Selamat datang di tanah Araselo dengan segala keunikan dan permasalahannya.
Menuju sekolah
Bersiap-siap

         Pukul 21.00 WIB, kami tiba di kedai emak Ponah, simpang empat, lorong empat, Araselo. Inilah tempat yang selama hampir sebelas bulan ini aku berteduh dan pijakan awal untuk bergaul dengan masyarakat di sini. Tak lama Emak menyambut mereka dengan senyum lebar dan keramahannya, persis waktu pertama kalinya aku sampai di rumah ini. sambil keluar dari mobil,nampaknya mereka tak sabar mengomentari perjalanan malam ini dan aku sudah siap menjadi wadah untuk mencurahkan cerita mereka. Mereka berenam terlihat sangat mudah berinteraksi dengan warga disini, apalagi dengan anak-anak di sini yang antusias ingin melihat dan berkenalan dengan para tamu agung yang hadir malam itu. Tak lama kemudian, emak menghadirkan kopi dan hidangan hasil masakan kemaren sore. Mungkin mereka sudah mafhum kenapa masakan kemaren sore, hehe. Sesi selanjutnya, dilanjutkan dengan berbagai obrolan untuk membahas berbagai masalah di kampung, maklumlah mereka kan para calon pemimpin, jadi serius kalau bahas soal beginian, tapi kadang dicampur dengan bullyan cerdas sesama antar  SL, yah begitulah anak-anak SL, tapi seru.
Papi beraksi
   Minggu 6 Oktober 2013, sebuah kelas yang diklaim sebagai “Kelas Kreatif” akhirnya jadi juga diselanggarakan di SDN 25 Sawang, Aceh Utara. Dilihat dari namanya tentu ini bukan kelas biasa, yang murid selalu mendengar ceramah monoton dari gurunya, atau siswa harus membaca dari halaman 10 hingga 20 dalam waktu satu jam pelajaran, tentu tidak seperti demikian, ini adalah kelas yang pokoknya kreatif. Kelas ini diinisiasi dan dimotori oleh orang-orang kreatif yang tergabung dalam SL. Kebetulan yang datang ada Bang Hijrah, Fatthun, Nadya, dan ditambah teman mereka, ada Tomi, Bang Ari, dan Eja. SL ini bermuatan anak-anak muda hebat yang selama ini mewarnai Banda Aceh. Tak perlu diragukan lagi, peran mereka dalam bidang banyak hal, mulai dari entrepreunership hingga masalah pendidikan di Aceh, peran mereka dapat dilacak jejaknya. Senang sekali tentunya kesempatan emas ini di peroleh oleh anak Araselo yang memang butuh lebih banyak sentuhan seperti ini. 
    Minggu pagi, anak-anakku tak terbiasa dengan kondisi ini, biasa minggu waktu bermain atau membantu peutah pinang, sekarang ganti suasana, yaitu harus berangkat sekolah seperti hari-hari masuk biasa, bedanya ada wajah ganteng dan cantik dari kota nan jauh di sana yang sering disebut Kutaraja, datang mewarnai cerita minggu ini. tampak dalam raut wajah anak-anakku, semangat dan antusias. Berlari-lari, kejar-kejaran, dan bergurau menjadi pemandangan saat menuju sekolah. Sampai di bukit kecil, tempat sekolah kami dibangun, semua anakku sangat fokus mendengarkan Bang Hijrah dan kawan-kawan menerangkan cara membuat piyoh toys dari kertas kokoru. Awalnya cukup terkondisikan, semua anak-anak terlihat serius mendengarkan. Tak lama kemudian saat praktik pembuatan, suara-suara meminta kertas, lem, gunting datang dari berbagai arah, seperti saat para anggota DPR menghujani interupsi untuk ketua. Tambah mulai nampak kualahan anak-anak SL melayani anak-anakku. Semua dikerahkan untuk membantu, tapi tetap aja kualahan, ya begitulah jadi guru sehari bagi anak-anakku memang harus extra tenaga dan butuh banyak stok kesabaran, hehe. Dari sini minimal anak-anak SL dapat merasakan energy semangat dari anak-anakku yang ingin maju. Seperti yel yel mereka saat menyambut teman-teman SL ini, begini yelnya: “selamat datang abang, selamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan 2X. inilah kami yang ingin maju bersama-sama, sambutlah kami yang ingin pintar bersama-sama. SDN 25 Sawang, pintar dan hebat. 
beradu action
Jayus, siapa yang gak kangen?
      Cepat rasanya kelas kreatif ini berlalu, tak terasa sudah lebih dua jam kami semua keasyikan membuat karya. Jepretan kamera tak henti-hentinya menyambut gaya anak-anakku yang memegang hasil karya mereka. Begitu juga dengan para abang dan kakak yang pandai bergaya di depan kamera, seolah tak mau kalah beradu dengan anak-anakku. Kini anak-anakku tampak puas karena hampir semua bisa membuat hasil karyanya. Kini mereka menjadi anak kreatif. Anak-anakku terlihat terkesima dan begitu terkesan bertemu orang-orang hebat ini. aku yakin, dalam benak anak-anakku akan tertanam kesan positif karena telah melihat orang aceh sendiri yang mengajari dan peduli terhadap mereka. Setidaknya memberikan gambaran mereka, tentang sisi lain kehidupan orang Aceh, yang hidup dibelahan bumi Aceh lainnya. Begitu juga dengan anak-anak SL, akan ada sesuatu referensi lain, tentang kehidupan orang Aceh di sisi tanah Aceh lainnya. Akhir dari pertemuan singkat tapi kaya makna ini disudahi dengan perjalanan pulang bersama menuju ke rumah masing-masing. Tentu anak-anakku selalu akan menantikan kehadiran kembali orang-orang hebat ini. Semoga saja orang-orang seperti ini, akan terus ada dan beranak pinak di bumi Nanggroe ini, amin.



   

Sabtu, 21 September 2013

Muhibbudin (Kelas 6)

Nur (Kelas 3)

Saryulis (Kelas 3)

M. Rizal (Kelas 6)
Di depan camera menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak-anakku. Yuk tengok bagaimana ekspresi mereka saat di foto.

Sabtu, 14 September 2013

Nur (Kelas 3)

Nurdini (Kelas 4)

Akbar (Kelas V)

Hafidz,Ikrom,Fikri (Kelas V)

Tambah Muhibbudin (kelas 6)
Pose model ala anak SDN 25 Sawang, "Ayo anak-anak, kita berpose seperti model di TV" kataku. Inilah dia sebagian foto yang terbaik.

Jumat, 23 Agustus 2013

 Sekolah Dasar Negeri 25 Sawang adalah tempat pengabdianku di bumi Nanggroe ini. selama 14 bulan aku akan banyak belajar dari tempat ini.

Tampak depan SDN 25 Sawang

  SD ini kurang lebih delapan tahun berdiri, yaitu sejak 2005 atau masa darurat militer dicabut. SD ini awalnya berdiri secara swadaya untuk memenuhi kebutuhan sebuah pemukiman baru di lahan bekas hutan.


Anak-anak asyik bermain saat istirahat
 Selama perjalanannya SD ini tak jarang mengalami berbagai hambatan mulai dari terbatasnya jumlah guru yang mau mengajar di sini, dana operasional yang minim dan tentu dana pembangunan yang terbatas. Hingga akhirnya sekolah ini diakuisisi oleh pemerintah.


Kondisi belajar di dalam kelas
 Semangat dan dedikasi yang tinggi yang mampu mempertahankan SD ini hingga sekarang. tempat ini telah melahirkan beberapa guru yang mempunyai semangat tinggi dan kesadaran penuh akan tanggungjawab sebagai guru.


Tampak samping
 Segala keterbatasan telah mampu dilalui, terbukti hingga sekarang. anak-anakku dengan segala macam keterbatasan terus maju dan tidak akan pernah mengenal kata menyerah dengan kondisi yang ada.


Tampak belakang

Rahmadanti mempersiapkan olimpiade sains kuark
 Di sinilah kita semua merajut mimpi, memupuk optimisme, nasionalisme, dan mengasah potensi yang ada.