Akhirnya
hari yang ditunggu-tunggupun datang,
tanggal 3 November 2012 menjadi hari yang istimewa. Hari itulah semua perasaan
mulai dari bahagia, sedih, takut, ragu dan penasaran bercampur aduk menjadi satu
dan sempat mewarnai suasana pelepasan para Pengajar Muda. Pukul 04.30 WIB,
hampir semua dari team Indonesia Mengajar, Pengajar Muda angkatan V, dan sebagian wali yang mengantar berkumpul di depan pintu AI bandara Sukarno-Hatta untuk
mengikuti prosesi pelepasan.
|
Pelukan perpisahan |
Lagu
kebangsaan-pun dinyayikan dengan penuh hikmat dan khusuk. Terlihat semua yang hadir
meresapi suasana yang terbangun
pagi itu. Mungkin semua yang hadir merasakan hal
yang sama terutama bagi para
Pengajar Muda, saat lagu kebangsaan dialunkan serasa bagaikan genderang perang
dan kami menyadari bahwa perjuangan ini benar-benar segera akan dimulai dan ini
bukan mimpi atau bukan simulasi seperti saat pelatihan intensif. Perasaan awal
yang masih ragu dan
merasa belum siap seketika menghilang dan memang harus segera disingkirkan,
karena waktu sudah tidak memberikan ruang dan peluang untuk ragu.
Lagu
Indonesia Raya telah dinyayikan, tidak lama kemudian kalimat-kalimat
penyemangat mulai masuk kedalam benak kami. Bapak Anis Baswedan dengan ke-khassannya beliau
menyampaikan pidato singkatnya. Pidato yang penuh makna bagi kami dan menambah
kuat hati kami yang tadinya sempat layu. Beliau memang pernah menyampaikan
beberapa point yang sama, akan tetapi karena konteksnya berbeda, maka kami-pun
pada hari itu lebih mampu mersesapi secara mendalam apa yang beliau sampaikan.
|
Isak tangis para PM V |
Pidato
berakhir dan kini berganti
perasaan sedih mulai muncul,
perasaan ini lebih pada romantisme hari-hari yang telah berlalu yang penuh
kebersamaan diantara kami 50 orang pengajar muda dan team IM yang selama dua
bulan merajut tali kebersamaan. Nyaris 24 jam kami bersama, canda tawa bahagia,
sedih, takut, ragu, dan kecewa kami alami bersama-sama. Sehingga ikatan kami
telah kuat, hati kami telah menyatu bersama dengan sikap optimisme kami. Saat
pelepasan itulah, ibarat kebersamaan itu akan diceraikan secara paksa dan
seketika air mata tak dapat ditahan lagi. Tapi inilah tugas, bagaimanapun tugas
ini yang telah mempertemukan kita, dan kami yakin 14 bulan mendatang kami akan
dipertemukan kembali dengan masing-masing cerita yang berbeda dan saat itulah
kami telah menjadi pribadi-pribadi yang lebih matang, karena proses penempaan
yang panjang.
Akhirnya
satu demi satu team meninggalkan terminal, naik ke udara menuju tanah tempat
masing-masing berjuang. Hanya doa dan bekal selama pelatihanlah yang akan
selalu menemani kami, dan hingga saat nanti tiba waktunya kami akan dilepas
secara individu.
Selamat
berjuang kawan....
0 komentar:
Posting Komentar