Praktik Mengajar |
Hari ini Senin, 15
Oktober 2012 adalah hari kedua praktik mengajar di SD Jatimekar 1. Hal yang
cukup mengejutkan adalah saat beberapa guru memutuskan supaya kami berenam
mengajar untuk mengisi kekosongan di jam pertama (pukul 07.00-09.30) diluar
dugaan dan kesepakatan sebelumnya bahwa tidak akan diadakan kegiatan belajar di
dalam kelas karena ada persiapan lomba. Seperti halnya hari sebelumnya bahwa,
belum adanya persiapan RPP dan materi membuat kami berenam harus cepat menyiapkan
diri dan kembali mengingat tentang materi yang akan disampaikan.
Saya
sendiri kebetulan mendapatkan jatah mengajar kelas lima, dan mengajar mata
pelajaran pendidikan Agama Islam. Ibu Guru pengampu pelajaran agama-pun
kemudian mempersilahkan saya untuk menyampaikan materi tentang kisah Nabi
Sulaiman. Sejenak saya berfikir strategi apa yang akan saya gunakan untuk
menyampaikan materi cerita ini. Saya berfikir ulang ketika saya akan
menyampaikan secara verbal materi ini, pertimbangan saya adalah ketika saya
bercerita prediksi saya kelas pasti akan tidak kondusif, mulai dari ribut,
mengantuk, hingga siswa bisa bosen. Terlebih siswa hari ini sesungguhnya
dipersiapkan untuk kerja bakti untuk persiapan sebagai tuan rumah perlombaan
besok harinya. Untunglah bekal dari pelatihan dari Bu Wee yang mengajarkan
tentang strategi penyampaian materi via drama menginspirasi saya untuk
melakukan hal yang sama.
Drama
Kisah Nabi Sulaiman itulah strategi pagi itu, dimulai dengan perkenalan dan
kemudian saya menulis tokoh-tokoh apa saja yang akan diperankan oleh siswa.
awalnya siswa-pun masih terlihat malu-malu untuk melakukan sandriwara kisah
Sulaiman ini, terlebih saat mereka harus memilih tokoh mana yang akan
diperankan, hal ini mungkin bagi mereka adalah sesuatu baru dalam mempelajari
kisah teladan dalam Agama Islam. Menit demi menit-pun berlalu Drama Sulaiman
sang raja agung penguasa berbagai bahasa-pun ditampilkan cukup menarik oleh 11
anak siswa lima. Ada yang berperan sebagai Sulaiman yaang diperankan oleh Muhammad,
kemudian ada yang menjadi putri Balqis, Burung Hud-hud dan lain sebagainya.
Semua berperan meskipun selama pelaksanaan drama mereka masih terlihat
malu-malu dan masih selalu saya bimbing dialog dan alur cerintanya.
Waktu
dua jam terasa begitu cepat, setelah menarik nilai-nilai hikmah dari kisah
tersebut para siswa-pun beristirahat. Tampak dua anak Muhammad atau Sulaiman
kecil dan Yudi membawa termos merah di dalam kelas. Kemudian keduannya membawa
keluar dan teman-temannya-pun langsung berebut menghampiri kedua anak tersebut.
Saya-pun tertarik untuk mendekati dan saya agak penasaran ketika keduannya
membawa es lilin penuh yang berwarna-warni, dan keduannya tampak malu-malu
setelah saya ikut mendekati mereka berdua. Saya-pun bertanya “Muhammad jualan apa?” Muhammad-pun
terlihat malu menjawab “jualan es pak”,
kemudian pertanyaan saya lanjutkan “es
dari mana” mereka menjawab “dari
warung pak”, kemudian ia melanjutkan jawabannya “nanti uangnnya untuk jajan dan untuk ibu”. jawaban tadi memaksa
saya berhenti bertanya dan saya-pun beranjak ke kantor sambil berfikir soal
Sulaiman kecil dan Yudi yang menurut saya luar biasa, yaitu belajar soal
memenuhi kebutuhan pengetahuan dan kebutuhan hidup dalam lingkungan yang
bernama sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar