Kamis, 22 Agustus 2013


Akhirnya hari yang ditunggu-tunggupun datang, tanggal 3 November 2012 menjadi hari yang istimewa. Hari itulah semua perasaan mulai dari bahagia, sedih, takut, ragu dan penasaran bercampur aduk menjadi satu dan sempat mewarnai suasana pelepasan para Pengajar Muda. Pukul 04.30 WIB, hampir semua dari team Indonesia Mengajar, Pengajar Muda angkatan V, dan sebagian wali yang mengantar berkumpul di depan pintu AI bandara Sukarno-Hatta untuk mengikuti prosesi pelepasan.
Pelukan perpisahan
Lagu kebangsaan-pun dinyayikan dengan penuh hikmat dan khusuk. Terlihat semua yang hadir meresapi suasana yang terbangun pagi itu. Mungkin semua yang hadir merasakan hal yang sama terutama bagi para Pengajar Muda, saat lagu kebangsaan dialunkan serasa bagaikan genderang perang dan kami menyadari bahwa perjuangan ini benar-benar segera akan dimulai dan ini bukan mimpi atau bukan simulasi seperti saat pelatihan intensif. Perasaan awal yang masih ragu dan merasa belum siap seketika menghilang dan memang harus segera disingkirkan, karena waktu sudah tidak memberikan ruang dan peluang untuk ragu.
Lagu Indonesia Raya telah dinyayikan, tidak lama kemudian kalimat-kalimat penyemangat mulai masuk kedalam benak kami. Bapak Anis Baswedan dengan ke-khassannya beliau menyampaikan pidato singkatnya. Pidato yang penuh makna bagi kami dan menambah kuat hati kami yang tadinya sempat layu. Beliau memang pernah menyampaikan beberapa point yang sama, akan tetapi karena konteksnya berbeda, maka kami-pun pada hari itu lebih mampu mersesapi secara mendalam apa yang beliau sampaikan.

Isak tangis para PM V
Pidato berakhir dan kini berganti perasaan sedih mulai muncul, perasaan ini lebih pada romantisme hari-hari yang telah berlalu yang penuh kebersamaan diantara kami 50 orang pengajar muda dan team IM yang selama dua bulan merajut tali kebersamaan. Nyaris 24 jam kami bersama, canda tawa bahagia, sedih, takut, ragu, dan kecewa kami alami bersama-sama. Sehingga ikatan kami telah kuat, hati kami telah menyatu bersama dengan sikap optimisme kami. Saat pelepasan itulah, ibarat kebersamaan itu akan diceraikan secara paksa dan seketika air mata tak dapat ditahan lagi. Tapi inilah tugas, bagaimanapun tugas ini yang telah mempertemukan kita, dan kami yakin 14 bulan mendatang kami akan dipertemukan kembali dengan masing-masing cerita yang berbeda dan saat itulah kami telah menjadi pribadi-pribadi yang lebih matang, karena proses penempaan yang panjang.
Akhirnya satu demi satu team meninggalkan terminal, naik ke udara menuju tanah tempat masing-masing berjuang. Hanya doa dan bekal selama pelatihanlah yang akan selalu menemani kami, dan hingga saat nanti tiba waktunya kami akan dilepas secara individu.
Selamat berjuang kawan....

0 komentar:

Posting Komentar