Kamis, 25 Oktober 2012

Mengamati proses pembelajaran di SD Batutis
Kini kita dihadapkan pada sebuah fakta paradoksal, bahwa pendidikan menjadi salah satu kendala utama bagi usaha mencapai kecerdasan serta kebebasan berpikir
(Bertral Russell)
            Minggu ini saya menemukan model pendidikan yang ideal dan mendapat makna tentang nilai penting dari sebuah pendidikan. Diawali dari sebuah kunjungan yang penuh makna di Sekolah Dasar Batutis Al-Ilmi di pingggiran Kota Bekasi. Mata hati dan fikiran saya terbuka, setelah melihat sebuah sekolah yang sungguh-sungguh berniat ingin mencerdaskan manusia. Sekolah yang menurut hemat saya menjadi antitesanya sekolah berkualitas tapi mahal. Sekolah yang ingin membebaskan dari sebuah penyakit abadi manusia yaitu bodoh. Sekolah yang saya yakini sebagai sekolah pembebasan, bukan pembebasan dari biaya saja, akan tetapi lebih dari itu, yaitu pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan cara berfikir via penerapan kurikulum yang kaku.
Sekolah yang baru berdiri sekitar 7 tahun tersebut, dari sisi bangunannya memang terlihat sederhana, akan tetapi memiliki kemewahan kurikulum dan kaya akan strategi pengajaran yang kreatif. Batutis juga memiliki guru-guru yang mempunyai hati dan perasaan yang tajam saat mentransfer ilmu dan nilai kepada siswanya, sehingga guru memahami secara detail tentang siswanya. Batutis juga mampu membungkus khasanah keilmuan dalam sebuah bingkai nilai-nilai agama Islam. Kemampuan pembungkusan ini menjadikan agama bukan sekedar kemasan akan tetapi agama menjadi ruh. Keistimewaan-keistemawaan tersebut menjadikan Batutis sebagai solusi bagi orang-orang yang miskin (dzu’afa) atau termiskinkan (Mustaz’afin) untuk melahirkan generasi-generasi baru yang lebih berkualitas.

        Semoga apa yang sedikit saya gambarkan untuk Batutis tidak berlebihan, akan tetapi minimal saya telah menjadi salah satu saksi adanya sekolah tersebut. Selain itu, Batutis telah menjadi representasi dari harapan dan cita-cita saya sejak kuliah tentang sekolah yang sesungguhnya. Sekolah yang serius menggarap problem manusia. Sehingga apa yang telah menjadi problem sekolah kekinian soal komersialisasi pendidikan, bingungnya penerapan kurikulum dan lain sebaginya setidaknya telah terjawab bahwa disisi lain ternyata tumbuh sekolah yang akan menantang pendapat Russel tentang paradoksnya dunia pendidikan.          
            Batutis berjayalah................

0 komentar:

Posting Komentar